BAB I PENDAHULUAN
Masalah keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini
ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Di Indonesia, setiap
tujuh detik terjadi satu kasus kecelakaan kerja. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan.
Tingkat kepedulian dunia usaha terhadap K3 masih rendah. Padahal karyawan
adalah aset penting perusahaan.
Di samping itu, yang
masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di Indonesia
ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai
contoh, data terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001
di Indonesia sebanyak 16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus.
Jumlah kecelakaan
kerja yang tercatat juga ditengarai tidak menggambarkan kenyataan di lapangan
yang sesungguhnya yaitu tingkat kecelakaan kerja yang lebih tinggi lagi.
Seperti diakui oleh berbagai kalangan di lingkungan Departemen Tenaga Kerja, angka
kecelakaan kerja yang tercatat dicurigai hanya mewakili tidak lebih dari
setengah saja dari angka kecelakaan kerja yang terjadi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa masalah, antara lain rendahnya kepentingan masyarakat untuk melaporkan
kecelakaan kerja kepada pihak yang berwenang, khususnya PT. Jamsostek.
Pelaporan kecelakaan kerja sebenarnya diwajibkan oleh undang-undang, namun
terdapat dua hal penghalang yaitu prosedur administrasi yang dianggap
merepotkan dan nilai klaim asuransi tenaga kerja yang kurang memadai. Di
samping itu, sanksi bagi perusahaan yang tidak melaporkan kasus kecelakaan
kerja sangat ringan.
Sebagian besar dari
kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada kelompok usia produktif. Kematian
merupakan akibat dari kecelakaan kerja yang tidak dapat diukur nilainya secara
ekonomis. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup, di samping
berdampak pada kerugian non-materil, juga menimbulkan kerugian materil yang
sangat besar, bahkan lebih besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan
oleh penderita penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.
Sektor jasa
konstruksi adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap kecelakaan
kerja, disamping sektor utama lainnya yaitu pertanian, perikanan, perkayuan,
dan pertambangan. Jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi yang mencapai
sekitar 4.5 juta orang, 53% di antaranya hanya mengenyam pendidikan sampai
dengan tingkat Sekolah Dasar, bahkan sekitar 1.5% dari tenaga kerja ini belum
pernah mendapatkan pendidikan formal apapun. Sebagai besar dari mereka juga
berstatus tenaga kerja harian lepas atau borongan yang tidak memiliki ikatan
kerja yang formal dengan perusahaan. Kenyataan ini tentunya mempersulit
penanganan masalah K3 yang biasanya dilakukan dengan metoda pelatihan dan
penjelasan-penjelasan mengenai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan pada
perusahaan konstruksi.
BAB II LANDASAN TEORI
Bekerja adalah suatu
kewajiban yang harus dijalani seseorang dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Di dalam melakukan pekerjaanya seseorang harus selalu dalam kondisi yang
aman serta terlindungi agar kesehatan pekerja tersebut selalu terjaga. Namun
terkadang dalam melaksanakan pekerjaannya seorang pekerja tak akan lepas dari
yang namanya kecelakaan kerja yang dapat selalu saja mengintai tanpa
memandang waktu dan tempat. Oleh sebab itu kesehatan dan keselamatan kerja
sangat dibutuhkan demi menjamin produktivitas dari pekerja tersebut.
Kesehatan kerja
adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik
fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap
penyakit/gangguan kesehatan yang diakihatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan keija, serta penyakit umum.
Tindakan keselamatan
kerja bertujuan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmani maupun
rohani manusia, serta hasil kerja dan budaya tertuju pada kesejahteraan
masyarakat pada umumnya. Keselamatan kerja manusia secara terperinci antara
meliputi : pencegahan terjadinya kecelakaan, mencegah dan atau mengurangi
terjadinya penyakit akibat pekerjaan, mencegah dan atau mengurangi cacat tetap,
mencegah dan atau mengurangi kematian, dan mengamankan material, konstruksi,
pemeliharaan, yang kesemuanya itu menuju pada peningkatan taraf hidup dan
kesejahteraan umat manusia.
1)
Menunjang
terlaksananya tugas-tugas pemerintah, khususnya di bidang peningkatan taraf
hidup dan
kesejahteraan tenaga kerja di perusahaan, industri, perkebunan, pertanian
yang meliputi di antaranya tentang penanganan keselamatan kerja.
2) Menuju tercapainya keragaman
tindak di dalam menanggulangi masalah antara lain keselamatan kerja.
Standar Keselamatan Kerja
Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan digolongkan sebagai berikut:
a) Pelindung badan, meliputi pelindung mata, tangan, hidung,
kaki, kepala, dan telinga.
b) Pelindung mesin, sebagai
tindakan untuk melindungi mesin dari bahaya yang mungkin timbul dari luar atau
dari dalam atau dari pekerja itu sendiri
c) Alat pengaman listrik, yang setiap saat dapat membahayakan.
d) Pengaman ruang, meliputi pemadam kebakaran, sistem alarm,
air hidrant, penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik, dan
sebagainya.
BAB III PEMBAHASAN
Jakarta – Tiga orang pekerja
tewas setelah terjatuh dari lantai 25 proyek pembangunan apartemen North Land
Ancol, Pademangan Barat, Jakarta Utara. Saat ini polisi masih melakukan
penyelidikan kasus jatuhnya para pekerja ini.
“Para korban jatuh dari lantai 25
dari Apartemen North Land dan bekerja sebagai buruh kontrak,” kata Kapolres
Jakarta Utara, Kombes Muhammad Iqbal kepada wartawan, Jumat (20/12/2013).
Kasus kecelakaan kerja yang
menewaskan 3 orang ini terjadi pada pukul 15.15 WIB. Tiga orang korban tersebut
diantaranya bernama Jhoni, Febri dan Yoto. Saat itu ketiganya sedang
memindahkan material dari atas truk ke lantai 25 dengan crane. Saat itu ketiganya
terperosok kemudian terjatuh dari lantai 25 apartemen itu.
“Para korban jatuh beserta
matrial dari lantai 25 ke lantai dasar,” jelasnya.
Semua korban tewas meninggal dalam keadaan yang mengenaskan. “Korban
ditemukan tewas dengan kondisi patah tulang dan luka di sekujur tubuhnya,”
ANALISA KECELAKAAN
KERJA ,
Salah satu
akibat sampingan dari perkembangan teknologi yang merugikan terwujud dalam
bentuk kecelakaan. Karena sifat kecelakaan adalah merugikan, oleh karena itu
harus dicegah. Timbul suatu pertanyaan “Apakah kecelakaan dapat dicegah?”. Bila
diamati dengan seksama, bahwa setiap kecelakaan itu pasti ada penyebabnya maka
kecelakaan dapat dicegah.
MENCEGAH TERJADINYA
KECELAKAAN KERJA
Tindakan pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan adalah hal yang lebih penting
dibandingkan dengan mengatasi terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menghindarkan sebab-sebab yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan.
Tindakan pencegahan bisa dilakukan dengan cara penuh kehati-hatian dalam
melakukan pekerjaan dan ditandai dengan rasa tanggung jawab. Mencegah kondisi
kerja yang tidak aman, mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam keadaan
darurat, maka segera melaporkan segala kejadian, kejanggalan dan kerusakan
peralatan sekecil apapun kepada atasannya. Kerusakan yang kecil atau ringan
jika dibiarkan maka semakin lama akan semakin berkembang dan menjadi kesalahan
yang serius jika hal tersebut tidak segera diperbaiki. Tindakan pencegahan
terjadinya kecelakaan harus dilakukan dengan rasa bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap tindakan keselamatan kerja.
Peralatan perlindungan anggota
badan dalam setiap bekerja harus selalu digunakan dengan menyesuaikan sifat
pekerjaan yang dilakukan.beberapa alat pelindung keamanan anggota badan,
terdiri dari pelindung mata, kepala, telinga, tangan, kaki dan hidung.
Penggunaan alat pelindung ini disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
dikerjakan. Sebagai contoh pelindung mata, pakailah kaca mata atau gogles untuk
melindungi dari sinar yang kuat, loncatan bunga api, loncatan logam panas dan
sebagainya.
Menurut saya kecelakaan tersebut di sebabkan oleh :
Faktor Non Teknis
–
Faktor manusia
Faktor Manusia
· Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi
tindakan seseorang dalam bekerja. Orang yang memiliki pendidikan yang
lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu
pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat
atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan lebih
rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam
bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap
kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal
ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.
· Psikologis
Faktor Psikologis
juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang
sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila
konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan
dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi.
Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :
–
Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja.
– Suasana
kerja yang tidak kondusif.
– Adanya
pertengkaran dengan teman sekerja.
~ Ketidaktahuan…
Dalam menjalankan mesin-mesin dan
peralatan otomotif diperlukan pengetahuan yang cukup oleh teknisi.Apabila tidak
maka dapat menjadi penyebab kecelakaan kerja. Pengetahuan dari operator dalam
menjalankan peralatan kerja, memahami karakter dari masing-masing mesin dan
sebagainya, menjadi hal yang sangat penting, mengingat apabila hal tersebut
asal-asalan, maka akan membahayakan peralatan dan manusia itu sendiri.
~ Kemampuan yang kurang…
Tingkat pendidikan teknisi
otomotif sangat dibutuhkan untuk proses produksi dan proses maintenance atau
perawatan. Orang yang memiliki kemampuan tinggi biasanya akan bekerja dengan
lebih baik serta memperhatikan faktor keslamatan kerja pada pekerjannya. Oleh
sebab itu, untuk selalu mengasah kemampuan akan menjadi lebih baik.
~ Ketrampilan yang kurang…
Setelah kemampuan pengetahuan
teknisi baik, maka diperlukan latihan secara terus-menerus.Hal ini untuk lebih
selalu mengembangkan ketrampilan gunasemakin meminimalkan kesalahan dalam
bekerja dan mengurangi angka kecelakaan kerja.Didunia keteknikan, kegiatan latihan ini sering disebut dengan training.
~ Konsentrasi yang kurang Dalam melaksanakan pekerjaan dituntut
konsentrasi tinggi…
Mesin-mesin yang beroperasi,
berputar, atau bergerak tidak memiliki toleransi apabila kita salah dalam
mengoperasikan atau menjalankan mesin tersebut.Banyak sekali hal yang dapat
menyebabkan hilangnya konsentrasi manusia, seperti masalah pribadi atau
keluarga, tekanan ekonomi, maupun faktor-faktor yang datangnya dari lingkungan
seperti kondisi ruangan yang panas, atau terlalu dingin, suara yang berisik,
mesin yang bising dan lainsebagainya.Oleh karena itu, faktor
psikologis manusia dan lingkungan harus dikondisikan agar manusia nyaman dalam
bekerja sehingga mengurangi angka kecelakaan kerja.
~ Bekerja tanpa peralatan keselamatan…
Pekerjaan tertentu, mengharuskan
pekerja menggunakan peralatan keselamatan kerja.Peralatan keselamatan kerja
dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya yang diakibatkan dari pekerjaan
yang baru dilaksanakan.Dengan berkembangnya teknologi, saat ini telah dibuat
peralatan keselamatan yang nyaman dan aman ketika digunakan.Perlatan
keselamatan tersebut diantaranya pakaian kerja (wearpack), helm pengaman,
kacamata, kacamata las, sarung tangan, sepatu kerja, masker penutup debu, penutup
telinga dari kebisingan, tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan
sebaginya.Terkadang orang yang sudah merasa mahir justru tidak menggunakan
peralatan keselamatan, misal dalam mengelas tidak menggunakan topeng las. Hal
ini sangatlah salah, pekerja yang mahir dan profesional justru selalu
menggunakan peralatan keselamatan kerja untuk menjaga
kualitas pekerjaan yang terbaik serta keselamatan dan kesehatan dirinya
selama bekerja.
Dan dalam bekerja diperlukanlah macam – macam alat untuk keselamatan kerja
contohnya seperti :
• SAFETY
HELMET
Safety Helmet adalah
Helmet yang sudah di desain sebagaimana macam rupanya untuk melindungi kepala
sang pemakai dari benturan. Dan ini sangat dibutuhkan apalagi bagi pekerja
kontraktor gimana nanti jika kita bekerja ada benda yang jatuh ke kapala kita
ini akan sangat melindungi kepala kita dan hanya membuat kepala kita pening.
Tapi sangat disayangkan helmet yang benar benar helmet sangat mahal makanya
banyak helm KW (5.000 rupiah) hehee seperti yang dikatakan dosen saya.
Berfungsi untuk pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai benda secara
langsung. Sering digunakan di area kerja kilang minyak, pabrik pupuk, proyek
pembangun gedung dan lainnya
• SEPATU
KARET ( SEPATU BOOT )
Sepatu Karet ( Sepatu Boot )
adalah sepatu yang di desain khusus untuk pekerja yang berada di area basah (
becek atau berlumpur ). Biasanya dipakai untuk pekerja tambang, kilang minyak,
kuli bangunan, dan tukang las jalanan. Melindungi Kaki dari benda tajam, berat,
benda panas, cairan kimia, dan lain lain.Sepatu Boot biasanya di lapisi dengan
metal.
• TALI
PENGAMANGAN (SAFETY HARNLESS)
Sebenarnya untuk Tali
Pengaman saya masih kurang tau tentang ini tapi kegunaannya sangat penting
untuk pekerja yang berada di ketinggian. Tali Pengaman juga bisa menjadi
penyelamat disaat kita terjatuh. sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian.
Diwajibkan menggunakan alat ini di ketinggian lebih dari 1,8 meter. Biasa
dipakai untuk para pekerja yang berada di ketinggian.
Cara Pencegahan Penyebab Kecelakaan Kerja
Terjadinya kecelakaan
kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun
terhadap perusahaan (organisasi). Upaya pencegahan kecelakaan kerja diperlukan
untuk menghindari kerugian-kerugian juga untuk meningkatkan kinerja keselamatan
kerja di tempat kerja. Sebenarnya upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan
dengan sederhana yaitu dengan menghilangkan faktor penyebab terjadinya
kecelakaan. Akan tetapi, kenyataan yang dihadapi di lapangan tidak semudah
seperti yang dibayangkan. Karena ini berkaitan dengan perubahan budaya dan
perilaku. Banyak faktor yang menghambat, seperti kurangnya pengetahuan dan
kesadaran pekerja, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya budaya tentang
K3, komitmen dari pihak manajemen yang kurang dan lain-lain. Oleh karena itulah
banyak berkembang pendekatan-pendekatan yang membahaS tentang pencegahan
kecelakaan. Beberapa pendekatan yaitu :
1. PendekatanEnergi
Sesuai denga konsep energy, bahwa kecelakaan bermula dari sumber energy.
Oleh karena itu, pendekatan pencegahan kecelakaan dapat dilakukan pada 3 titik
sumber terjadinya kecelakaan yaitu pada sumbernya, sepanjang aliran energy dan
pada penerima.
2. Pendekatan pada sumber bahaya
Salah satu contoh pengendalian pada sumber bahaya misalnya memakai
peredam suara pada mesin, mengganti mesin dengan mesin yang lebih rendah
tingkat kebisingannya
3. Pendekatan di sepanjang aliran energy
Pendekatan berikutnya adalah di sepanjang aliran energy. Misalnya untuk
mengurangi kebisingan dengan jalan memasang dinding kedap suara atau
memindahkan area kerja.
4. Pendekatan pada penerima
Pendekatan pada penerima misalnya, untuk mengurangi kebisingan dengan
menggunakan alat penutup telinga.
5. Pendekatan Manusia Data
Menyebutkan bahwa sebanyak 85% kecelakaan kerja pada manusia disebabkan
oleh unsafe action. Oleh karena itu pendekatan pencegahan kecelakaan dari sisi
manusia adalah dengan menghilangkan atau unsafe action dengan jalan:
• Pembinaan
dan pelatihan
• Promosi K3
dan kampanye K3
• Pembinaan
perilaku aman
• Pengawasan
dan inspeksi K3
• Audit K3
• Komunikasi
K3
•
Pengembangan prosedur kerja aman
6. PendekatanTeknis
Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, lingkungan kerja
maupun proses produksi. Pendekatan teknis untuk mencegah kecelakaan misalnya:
• Pembuatan rancang bangun yang sesuai dengan standard dan ketentuan yang
berlaku.
• Memasang system pengamanan pada alat kerja atau instalasi untuk
mencegah kecelakaan dalam pengoperasian alat, misalnya tutup pengaman mesin,
system inter lock, system alarm, dan sebagainya
7. PendekatanAdministratif
Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan cara:
• Penyediaan
alat keselamatan kerja
• Mengatur
pola kerja
• Membuat
Standar Operating Procedure pengoperasian mesin
• Pengaturan
waktu dan jam kerja untuk menghindari kelelahan pekerja