Selasa, 27 Juni 2017

ANALISA PERANCANGAN DESAIN HEAT EXCHANGER SHELL & TUBE MENGGUNAKAN APLIKASI SOLIDWORK


 PENDAHULUAN
Alat penukar kalor di industri – industri perminyakan atau kimia, tidak selamanya dapat beroperasi dengan baik. Alat penukar kalor lebih rentan untuk mengalami kerusakan di karenakan bahan kimia yang diproses (ammonia) yang bersifat korosif bila bersentuh dengan logam. Untuk mengurangi biaya produksi, perancangan alat penukar kalor terlebih dahulu sangatlah efektif dari pada langsung membeli alat penukar kalor yang sudah jadi.
Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang paling banyak digunakan adalah Shell and Tube Heat Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube di bagian dalam, di mana temperatur fluida di dalam tube berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida di dalamtube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebuttube side dan yang di luar disebut shell side.

LANDASAN TEORI
ALAT PENUKAR KALOR
Alat penukar kalor adalah suatu alat yang dapat memberikan fasilitas perpindahan panas dari satu fluida ke fluida lain yang berbeda temperaturnya, serta menjaga agar kedua fluida tersebut tidak bercampur.
Proses perpindahan panas yang paling sederhana adalah proses yang terjadi dimana fluida yang panas dan fluida yang dingin secara langsung. Dengan sistem demikian kedua fluida akan mencapai temperatur yang sama, dan jumlah panas yang berpindah dapat diperkirakan dengan mempersamakan kerugian energi dari fluida yang lebih panas dengan perolehan energi yang lebih dingin.
ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE
Heat exchanger tipe shell & tube menjadi satu tipe yang paling mudah dikenal. Tipe ini melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida mengalir di dalam tube, sedangkan fluida lainnya mengalir di luar tube. Pipa-pipa tube didesain berada di dalam sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell, sedemikian rupa sehingga pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu shell.
 

METODOLOGI PENELITIAN PERANCANGAN DAN ANALISA HEAT EXCHANGER SHELL & TUBE
Proses yang dilakukan oleh penyusun untuk menganalisa alat penukar kalor jenis shell and tube sampai didapatkan hasil analisa yang akurat mengenai kondisi kerja alat penukar kalor dengan melihat pada keefektifan dari alat penukar kalor tersebut dapat melihat pemecahan masalah, berikut langkah-langkah yang dilakukan :
1.     Kajian Pustaka
Kajian pustaka dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari referensi teks, jurnal, paper, serta literatur lain yang terkait dengan penelitian.
2.     Pemodelan Desain Heat Exchanger
Tahapan ini adalah membuat rancangan heat exchanger mulai dari jenis materialdan dimensi menggunakan software Solidwork.
3.     Simulasi dan Analisis Desain Heat Exchanger
Simulasi dan analisis desain mobil listrik menggunakan flow simulation padaSoftware Solidwork.
            4.     Analisis Hasil Simulasi
Hasil analisa pengujian diperoleh berupa perubahan suhu sebelum dan sesudah fluida panas dan dingin masuk ketabung heat exchanger.

ANALISA HEAT EXCHANGER SHELL & TUBE
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahasan mengenai simulasi pengujian aliran fluida pada heat exchanger shell & tube menggunakan aplikasi solidwork. Gambar dibawah merupakan bentuk desain heat exchanger shell & tube dengan material stainless steel yang akan dialiri fluida cair panas dengan suhu 105oC dengan fluida cair pendingin 8oC pada tipe aliran counter flow.

PEMBUATAN DESAIN HEAT EXCHANGER SHELL & TUBE
Hal yang perlu dilakukan pertama kali sebelum melakukan proses simulasi adalah membuat model tabung heat exchanger shell & tube. Dalam hal ini model yang dibuat adalah berupa model volume. Asumsi penyederhanaan model yang dilakukan adalah dengan menganggap ketebalan pipa diabaikan. Dalam pembuatan model menggunakanSolidWork sebagai pembuat model. Dan model yang akan disimulasikan pada gambar dibawah ini : 


MENENTUKAN KONDISI FISIK MODEL
Hal yang perlu dilakukan selanjutnya adalah penentuan kondisi fisik dari model yaitu penentuan model penyelesaian, fluida yang dipakai dan kondisi operasi. Penentuan model penyelesaian dibagi menjadi dua yaitu model penyelesaian analisis tipe Internal flow danExternal flow dan dalam hal ini analisis Internal flow merupakan pilihan yang tepat dalam menganalisis faktor gesek pada pipa heat exchanger. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara Pada Pengaturan Wizard Analysis Type, klik Internal untuk pengujian aliran pada bagian dalam pada kolom Analysis Type. Pada kolom Physical Features klik Heat Conduction In Solid. Setelah selesai klik next. Dibawah ini adalah gambar dialog boxdalam pemilihan tipe analisis untuk menentukan model penyelesaian.

 

Pemilihan jenis fluida merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan hasil analisa yang akan diperoleh, dimana fluida ini terdiri dari fluida Newtonian, Non-newtonian dan Gas. Dan dalam analisis ini fluida yang dipakai adalah fluida Newtonian air ( water). Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara Pada pengaturan Wizard Default Fluid, pilih jenis fluida yang akan digunakan. Pada simulasi kali ini kita akan menggunakan fluida Water. Klik fluida water pada kolom Fluids lalu klik Add. Pada Flow Type pilih jenis aliran Laminar Only. Setelah selesai klik next. Dibawah ini adalah gambar dialog boxdalam pemilihan tipe analisis untuk menentukan model penyelesaian.

 

Menentukan kondisi operasi dalam melakukan analisis adalah suatu hal yang harus dilakukan peneliti dalam menentukan besarnya nilai Pressure, Temperature dan velocityyang di berikan dalam melakukan proses simulasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara Pada pengaturan Wizard Initial Conditions, Masukkan Temperature fluida sebesar 30oC. Setelah selesai klik next. Dibawah ini adalah gambar dialog box dalam pemilihan tipe analisis untuk menentukan model penyelesaian.

 

PROSES MESHING
Meshing adalah proses dimana geometri secara keseluruhan dibagi-bagi dalam elemen-elemen kecil. Elemen-elemen kecil ini nantinya berperan sebagai kontrol surface atau volume data perhitungan yang kemudian tiap-tiap elemen ini akan menjadi input untuk elemen disebelahnya. Hal ini akan terjadi berulang-ulang hingga domain terpenuhi. Dalam meshing elemen-elemen yang akan dipilih disesuaikan dengan kebutuhan dan bentuk geometri. Aplikasi meshing yang dipakai adalah Result and Geometry Resolution, Setelah geometri berhasil di input selanjutnya adalah proses meshing. Dalam penelitian ini semua konfigurasi tipe elemen di simulasi menggunakan elemen hybrid atau tetrahedron interval Result resolution sebesar 3 dan besarnya minimum gap size box sebesar 0.3322m. Dibawah ini adalah proses pembuatan meshing pipa melalui Result and Geometry Resolution dan gambar hasil meshing :

 

Pada pengaturan Wizard Result and Geometry Resolution, pastikan besar Result Resolution berada pada angka 3. Setelah selesai klik finish.

PROSES INPUT DAN OUTPUT FLUIDA
Langkah 1  yaitu menentukan posisi fluida pendingin mengalir masuk pada pipa. Klik kanan pada Computation Domain lalu pilih Insert Fluid Subdomain.

 


Pada pengaturan Fluid Subdomain, klik sisi bagian dalam lubang pipa sebagai awal fluida pandingin masuk ke pipa. Setelah selesai klik ok atau tanda ceklis.

 

Langkah 2 yaitu menentukan posisi fluida panas mengalir masuk pada pipa. Klik kanan pada Computation Domain lalu pilih Insert Fluid Subdomain.

 


Pada pengaturan Fluid Subdomain, klik sisi bagian dalam lubang pipa sebagai awal fluida panas masuk ke pipa. Setelah selesai klik ok atau tanda ceklis.

 

  
Langkah 3, klik kanan pada Solid Material lalu pilih Insert Material From Model.

 


Pada pengaturan Insert Material From Model pilih stainless steel lalu klik OK.

 


Langkah 4 yaitu menetukan temperatur fluida pendingin masuk pada pipa heat exchanger. Klik kanan pada Boundary Condition lalu klik Insert Boundary Condition.

 

  
Pada pengaturan Boundary Condition, klik sisi bagian dalam lubang pipa sebagai awal fluida pendingin  masuk ke pipa heat exchanger. Pada kolom Type pilih Inlet Mass Flow. Pada kolom Flow Parameters masukan nilai  sebesar 0.5 kg/s. Pada kolomThermodynamic Parameters masukan suhu fluida pendingin sebesar 8oc. Setelah selesai klik ok atau tanda ceklis.

 


Langkah 5 yaitu menetukan temperatur fluida pendingin keluar pada pipa heat exchanger. Klik kanan pada Boundary Condition lalu klik Insert Boundary Condition. Untuk mengatur tempat keluar fluida pada pipa. Klik kanan pada Boundary Condition lalu klik Insert Boundary Condition. Pada pengaturan Boundary Condition, klik sisi bagian dalam lubang pipa sebagai tempat keluar fluida keluar dari pipa. Pada kolom Type klik icon Pressure Opening dan pilih Environment Pressure. Setelah selesai klik Ok atau tanda ceklis.

 


Langkah 6 yaitu menetukan temperatur fluida panas masuk pada pipa heat exchanger. Klik kanan pada Boundary Condition lalu klik Insert Boundary Condition. Pada pengaturan Boundary Condition, klik sisi bagian dalam lubang pipa sebagai awal fluida panas  masuk ke pipa heat exchanger. Pada kolom Type pilih Inlet Mass Flow. Pada kolom Flow Parameters masukan nilai  sebesar 0.2 kg/s. Pada kolomThermodynamic Parameters masukan suhu fluida panas sebesar 105oc. Setelah selesai klik ok atau tanda ceklis.

 


Langkah 7 yaitu menetukan temperatur fluida pendingin keluar pada pipa heat exchanger. Klik kanan pada Boundary Condition lalu klik Insert Boundary Condition. Untuk mengatur tempat keluar fluida pada pipa. Klik kanan pada Boundary Condition lalu klik Insert Boundary Condition. Pada pengaturan Boundary Condition, klik sisi bagian dalam lubang pipa sebagai tempat keluar fluida keluar dari pipa. Pada kolom Type klik icon Pressure Opening dan pilih Environment Pressure. Setelah selesai klik Ok atau tanda ceklis.

 


Setelah semua langkah-langkah dilakukan, langkah terakhir adalah menjalankan proses simulasi dengan cara klik icon RUN pada toolbar flow simulation. Tunggu beberapa saat sampai proses run selesai.

PROSES ANALISA
Setelah dilakukan simulasi maka akan diperoleh hasil pengujian berupa perubahan suhu yang dapat ditunjukan dengan perbedaan warna.

 


ANALISA TEMPERATURE
Pada hasil Analysis aliran pada heat exchanger kita dapat mengetahui besarnya pertukaran suhu pada fluida berdasarkan warna dan besarannya. Dari hasil analisis tersebut, diketahui bahwa suhu fluida pendingin ketika masuk kedalam heat exchanger sebesar 8oc dan ketika keluar dari heat exchanger terjadi peningkatan suhu sebesar 10.78oc sehingga suhu menjadi 18.78oc. Sementara fluida panas ketika masuk kedalam heat exchanger sebesar 105oc dan ketika keluar dari heat exchanger terjadi penurunan suhu sebesar 43.11oc sehingga suhu menjadi 61.89oc.
ANALISA TEMPERATURE BERDASARKAN HUBUNGAN DESIGN
Heat exchanger tipe shell & tube melibatkan tube sebagai komponen utamanya. Salah satu fluida panas mengalir di dalam tube, sedangkan fluida pendingin mengalir di luar tube dengan bentuk aliran fluida didalam heat exchanger secara berkelok sehingga membuat alur pendinginan lebih lama sehingga proses pertukaran suhu dapat menjadi maksimal. Pipa-pipa tube didesain berada di dalam sebuah ruang berbentuk silinder yang disebut dengan shell, sedemikian rupa sehingga pipa-pipa tube tersebut berada sejajar dengan sumbu shell.
ANALISA TEMPERATURE BERDASARKAN MATERIAL DAN INPUT DATA
Pada pengujian kali ini, kita menggunakan jenis material stainless stell dengan konduktivitas termal sebesar 22.5 W/mK. Konduktivitas termal dibentuk dengan variasi temperature. Pada konduktor, konduktivitas termal menurun dengan temperature disebabkan impedansi ke aliran.
electron dari densitas electron yang lebih tinggi. Untuk input data pada pengujian, menggunakan jenis aliran contra flow. Pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa temperatur fluida yang menerima panas (temperatur fluida dingin) saat keluar penukar kalor (T4) lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor (temperatur fluida panas) saat meninggalkan penukar kalor


Kamis, 20 April 2017

Penerapan Mikrokontroler Atmega Pada Perancangan Robot Line Follower

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output.
Robot adalah mesin hasil rakitan manusia yang bisa bekerja tanpa mengenal lelah. Robot bersifat otomatis, yakni dapat melakukan berbagai pekerjaan secara berulang-ulang. Mesin robot dilengkapi dengan pengontrol (otomatis) yang berisi perintah-perintah yang harus dilakukan oleh robot.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul salah satunya dengan menggunakan robot. Agar banyak ahli-ahli dibidang robotik maka diperlukan media untuk belajar robotik yaitu dengan menggunakan robot edukasi.
Motor servo atau output pada robot dikendalikan oleh robot controller atau mikro kontroler. Ada beberapa jenis mikro controller diantaranya adalah mikro kontroler Atmega.

1.2              Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai-berikut:
1.      Memaparkan mikrokontroler robot basis atmega.
2.      Memaparkan blok diagram sistem mokrokontroler atmega.
3.      Perancangan perangkat lunak dan perangkat keras untuk penerapan mikrokontroler atmega pada robot line follower.



BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1              Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca  dan  menulis,  ketika  Anda  sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal sebaliknya.
Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data maka Anda dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda. Mikrokontroler merupakan  komputer  didalam chip    yang    digunakan    untuk    mengontrol peralatan    elektronik,    yang    menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Juga sering disebut dengan pengendali kecil dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi / diperkecildan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.     
            Pada saat ini rangakaian kendali atau rangkaian kontrol mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari bukan hanya dibidang industri bahkan sudah digunakan pada peralatan rumah tangga maupun kantor sebagai contoh kendali suhu pada AC, pintu otomatis, mesin cuci dan lainnya. Rangkaian kendali atau rangkaian kontrol adalah rangkaian yang dirancang sedemikian rupa  sehingga dapat  melakukan fungsi-fungsi kontrol tertentu sesuai dengan kebutuhan, biasanya rangkaian kontrol ini mempunyai inti sistem untuk mengontrol seluruh proses yaitu berupa IC  (chip) salah satu contoh IC tersebut adalah mikrokontroler. Contoh dari keluarga mikrokontroler yang ada dipasaran antara lain:
1.   Keluarga MCS
2.   Keluarga MC68HC05
3.   Keluarga MC68HC11
4.   Keluarga PIC
5.   Keluarga AVR
Mikrokontroler dan mikroprosessor yang ada dalam komputer juga sangatlah berbeda alam banyak hal. Mikroprosessor seperti intel atau  AMD  hanya  dapat  bekerja  bila  ada komponen     pendukung     seperti     memori, motherboard serta komponen untuk menerima dan  mengirim  data  karena  mikroprosessor hanya bisa memproses data, tetapi tidak dapat menyimpan       program,       data       ataupun
menyampaikan     secara     langsung     hasil pemrosesan ke media keluaran.
Sedangkan mikrokontroler dapat melakukan itu semua karena mikrokontroler telah dilengkapi dengan komponen pendukung seperti memori program, memori data, register maupun input output. Jadi secara umum cara kerja mikrokontroler ini sama seperti komputer, atau bisa dikatakan suatu komputer sederhana yang masuk dalam kategori embedded komputer  dalam  sebuah  IC  (Integrated Circuite) atau chip karena didalamnya sudah terdiri dari Prosesor, memori (RAM, ROM), I/O (Input/Output) dan lain-lain yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya.

2.2              Mikrokontroler Atmega
Mikrokontroler AVR ( Alf and Vegard’s Risc processor ) pertama kali diperkenalkan ke pasaran sekitar tahun 1997 oleh perusahaan Atmel. Secara umum Mikrokontroler  keluarga AVR yang ada di pasaran terdiri dari tiga seri utama:    tinyAVR,    ClasicAVR    (AVR)    dan megaAVR sebagai contoh produk tersebut yaitu: ATtiny13, ATtiny22, ATtiny22L, AT86RF401, AT90S2313,       AT90S2333, AT90S2323, ATmega103 ATmega128, ATmega16, ATmega8.
AVR   ATmega8   adalah   mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC ( Reduced Instruction Set Computing ) yang memiliki  8K  byte  in-System  Programmable Flash yang dapat bekerja dengan daya rendah (low power) yakni pada tegangan antara 4,5 – 5,5 V. Mikrokontroler ini mampu mengeksekusi instruksi     dengan     kecepatan     maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz, yang artinya mikrokontroler  ini  dapat  mengeksekusi perintah dalam satu periode clock untuk setiap instruksi.


2.3       Blok Diagram
Perancangan  umum  sistem  ini  yang bertujuan     untuk     mempermudah     dalam penyusunan   skripsi   dan   pembuatan   alat. Dalam perancangan sistem ini meliputi perancangan perangkat keras yang terdiri dari beberapa bagian/blok yang menjadi satu kesatuan sistem. Diagram blok dari perangkat keras tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.


 
Gambar 2.1 Bagan Hubungan Mikrokontroler

Dari   Gambar   2.1   dapat   diketahui bagaimana  hubungan  antara mikrokontroler ATMega8   sebagai   pusat   kontrol   dengan peripheral-periphral   lainnya dalam sistem tersebut.

2.4              Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian rangkaian utama, rangkaian mekanik dan rangkaian robot. Rangkaian utama terdiri dari rangkaian / blok-blok elektronik untuk sistem robot yang saling mendukung satu sama lainnya.

2.5              Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat  lunak  adalah  faktor  yang penting dalam tahap perancangan robot agar robot dapat bekerja dengan baik. Perangkat lunak ini merupakan algoritma tugas maupun algoritma  gerak  robot  dalam  bentuk  listing program yang dimasukkan kedalam memori flash mikrokontroler.
Sebelum pembuatan program terlebih dahulu dibuat algoritma programnya dalam bentuk flowchart, dengan tujuan jika terjadi error pada saat pemrograman/tidak sesuai hasilnya setelah pemrograman maka dapat dengan mudah mengetahui letak kesalahannya.
Ada satu hal lagi yang membedakan   pemrograman   mikrokontroler dengan pemrograman yang lain yakni selalu adanya Infinite Looping atau perulangan tak terbatas  dengan  source  code-nya  while  (1), dikarenakan  1  adalah  merupakan  konstanta maka  statement  tersebut  selalu  benar sehingga terjadilah perulangan terus menerus selama catu daya masih ada/on.



BAB III
HASIL PENELITIAN

3.1              Robot Line Follower
Robot  line follower (Robot  Pengikut Garis) adalah robot yang dapat berjalan mengikuti sebuah lintasan, ada yang menyebutnya dengan line tracker, line tracer robot dan sebagainya. Garis yang dimaksud adalah garis berwarna hitam diatas permukaan berwarna putih atau sebaliknya, ada juga lintasan dengan warna lain dengan permukaan yang kontras dengan warna garisnya.    Robot  line follower terdiri  dari  3 macam rangkaian, yaitu :

3.2              Rangkaian Sensor
Sensor pada robot line follower berfungsi untuk mendeteksi jalur yang harus diikuti oleh robot. Sensor pendeteksi jalur dibuat dari pasangan LED dan photodiode atau phototransistor. LED berfungsi mengeluarkan cahaya. Cahaya tersebut jika mengenai permukaan berwarna putih akan dipantulkan dan diterima oleh photo-dioda, jika cahaya mengenai permukaan berwarna hitam  maka  cahaya  tersebut  akan  diserap oleh warna hitam (tidak dipantulkan kembali).   Rangkaian   sensor   ini menggunakan komparator yang berfungsi sebagai pengeksekusi hasil output dari sensor yang akan dilanjutkan ke motor-motor  DC. Rangkaian komparator ini sangat penting karena output dari sensor masih memiliki kemungkinan tidak pada kondisi ideal bila intensitas pantulan cahaya LED pada garis lemah, misalnya karena perubahan warna atau  lintasan  yang  kotor.  Cara  kerja rangkaian komparator ini dengan membandingkan output sensor dengan suatu tegangan  threshold  yang  dapat  diatur dengan   memutar   trimmer.   Jika  tegangan dari threshold lebih besar dari tegangan output,   maka   keluaran   dari   komparator akan bernilai 1 (High Digital output). Berikut adalah gambar 3.1 merupakan rangkaian sensor robot line follower.

Gambar 3.1 Rangkaian Sensor

3.3              Rangkaian Driver Motor
Driver motor merupakan salah satu perangkat umum yang digunakan untuk kendali motor DC. Driver motor ini yang nantinya bertugas mengendalikan arah putaran maupun kecepatan motor DC yang akan dikendalikan. Driver motor ada yang berupa  IC,  beberapa   diantaranya   adalah L298, L293D, LMD18200, dll. Pada dasarnya IC  driver  motor  tersebut  merupakan bentukan  dari rangkaian  H-Bridge  baik itu H-Bridge transistor ataupun H-Bridge mosfet. L298 dan L293D merupakan contoh IC driver motor dengan transistor. Tampak gambar 3.2 merupakan rangkaian driver pada robot line follower.



Gambar 3.2 Rangkaian Driver Motor

Rangkaian   driver  motor  yang dipakai dalam rangkaian  ini menggunakan IC L293D yang didesain khusus sebagai driver motor DC dan dapat dikendalikan. Motor DC yang dikontrol dengan driver IC L293D dapat dihubungkan ke ground maupun ke sumber tegangan   positif   karena   di   dalam   driver L293D sistem driver yang digunakan adalah totem pool. Dalam 1 unit chip IC L293D terdiri dari 4 buah driver motor DC yang berdiri sendiri sendiri dengan kemampuan mengalirkan arus 1 Ampere tiap drivernya. Sehingga dapat digunakan untuk membuat driver H-bridge untuk 2 buah motor DC.

  
DAFTAR PUSTAKA

[1]              Devid Prastyawan, Bambang Eka Purnama, Indah Uly Wardati. 2011. Implementasi Model Robot Edukasi Menggunakan Mikrokontroler Atmega8 Untuk Robot Pemadam Api. Indonesian Journal on Networkong and Security. Vol 1:1-6.
[2]              Achmad Zakki Falani, Setyawan Budi. 2015. Robot Line Follower Berbasis Mikrokontroler Atmega 16 dengan Menampilkan Status Gerak  Pada LCD. Fakultas Ilmu Komputer Prodi Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya. Vol. 1:1-6.

Jumat, 17 Maret 2017

Perangkat Lunak Teknologi Informasi dan Multimedia Teknik Mesin

Perkembangan teknologi informasi sangat pesat akhir akhir ini sampai merambah ke sistem otomatisasi. Seorang sarjana teknik mesin wajib mengetahui dan memahami teknologi informasi dan multimedia. Dikarenakan  teknologi informasi sangat banyak digunakan pada perusahaan maupun perkantoran saat ini. Oleh karena itu seorang jurusan teknik atau engineer diwajibkan untuk mempelajari teknologi informasi.
Jurusan teknik mesin universitas gunadarma juga mewajibkan mahasiswanya untuk menguasai teknologi informasi. Salah satu mata kuliah softskil yaitu teknologi informasi dan multimedia yang saat ini dipelajari untuk mendapatkan ilmu-ilmu yang berkaitan tentang teknologi informasi yang berkaitan dengan manufaktur dan penggunaan multimedia atau komputer di industri. Berikut ini pengertian dari teknologi informasi dan komunikasi, pengertian teknik mesin dan software teknologi yang berkaitan dengan manufaktur.           
A.        Pengertian  Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan.
B.        Pengertian Teknik Mesin
Teknik mesin atau Teknik mekanik adalah ilmu teknik mengenai aplikasi dari prinsip fisika untuk analisis, desain, manufaktur dan pemeliharaan sebuah sistem mekanik. Ilmu ini membutuhkan pengertian mendalam atas konsep utama dari cabang ilmu mekanika, kinematika, teknik,material, termodinamika dan energi. Ahli atau pakar dari teknik mesin biasanya disebut sebagai insinyur (teknik mesin), yang memanfaatkan pengertian atas ilmu teknik ini dalam mendesain dan menganalisis pembuatan kendaraan, pesawat, pabrik industri, peralatan dan mesin industri dan lain sebagainya. Teknik mesin biasanya terdiri dari :
     1.      Perancangan Mekanik dan Konstruksi
     2.      Proses Manufaktur dan Sistem Produksi
     3.      Konversi energi
     4.      Ilmu Bahan / Metalurgi

C.        Software Teknilogi Manufaktur
Berikut adalah beberapa software yang bermanfaat dan sering digunakan dalam proses belajar mengajar atau perkuliahan teknik industri, antara lain :
1. Sistem Produksi
2. CAD-CAM (Computer Aided Design – Computer Aided Manufacturing)
3. Simulasi
4. Pemodelan Visual
5. Mind Mapping
6. Database
7. Sistem Informasi
8. Bahasa Pemrograman
9. Manajemen Proyek
10. Manajemen Kualitas
11. Statistik
12. Perancangan Tata Letak dan Fasilitas
13. Riset Operasi

        Terdapat banyak software atau perangkat lunak yang digunakan oleh enginer. Salah satu contohnya adalah software Computer Aided Design (CAD). Salah satu software dari CAD adalah solidworks. Solidworks adalah salah satu software yang digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan part pemesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3d untuk mempresentasikan part sebelum real partnya dibuat atau tampilan 2D (drawing) untuk gambar proses pemesinan. Berikut ini adalah bagian-bagian dari solidwork.

SolidWork Model (Templates)

SolidWork terdiri dari beberapa bagian :
Part adalah sebuah objek 3D yangv terbentuk dari beberapa fitur . Sebuah Part dapat menjadi sebuah komponen pada suatu assembly, dan biasa juga digambarkan dalam bentuk 2D pada sebuah drawng. Fitur adalah benukan operasi-operasi yang membentuk Part. Base Feature  adalah fitur yang pertama kali dibuat.Ekstensi File SolidWork adalah SLDPRT
Assembly adalah sebuah dokumen dimana part, feature dan assembly lain (Sub Assembly) disatukan bersama. Ekstensi file untuk SolidWork Assembly adalah SLDASM
Drawing adalah gambaran 2D dari sebuah 3D part maupun assembly, ekstensi File untuk Solidwork Drawing adalah SLDDRW

View Orientasi
view orientasi adalah tool yang akan mengatur orientasi view dari model yang sedang kita kerjakan (front View, Top View , Right View, Bottom View, Back View, Iso Metric, Dimetric ataupun Trietric) .Didalam membuat suatu pemodelan 3D menggunakan Solidwork 2013, maka tahapan awal yang kita buat adalah membuat sketsa gabar dari object desain atau model yang akan kita buat . Proses pembuatan sketsa secara umum dilakukan pada bidang (Plane) front Plane, dan Right Plane, atau bisa juga pada bidang tertentu lainnya tergantung kepada bagian fitur-fitur dari obyek desain yang akan kita buat.
proses sketsa dengan sketch entilities atau sketch toolbar 
Untuk melakukan proses peng-sketsaan menggunakan sketch Entilities atau sketch tool.

Sketch pada command Manager untuk memunculkan pada tahapan berikut, kita pertama kali harus mengenal fitur-fitur sketch toolbar, perintah - perintah yang ada pada sketch toolbar

Didalam proses pembuatan sketsa, kita diminta untuk menentukan bidang (Plane) dimana kita akan memulai proses peng-sketsaan. Pada SolidWork2013 secara umum ada 3 bidang yang menjadi acuan bagi kita dalam membuat sketsa atau proses pemodelan yaitu Front, Top, Right
ketika kita meng-klik salah satu perintah pada sketch toolbar maka secara otomatis kita akan diminta untuk menentukan bidang (plane) yang menjadi acuan.didalam teori mekanikal engineering design bidang acuan ini bisa diartikan sebgai bentuk pandangan dari suatu obyek esain.tampilan perintah yang diminta oleh program solidwork untuk menentukan bidang gambar sketsa. 
setelah kita menentukan bidang gambar yang akan kita jadkan acuan maka kita sudah dapat memulai proses pengsketsaan.
proses sketsa dibagi menjadi :
Sketsa dalam format 2D
Sketsa dalam format 3D
pada proses pengsketsaan didalam format 2D kita menggunakan acuan sumbu x dan sumbu y, sedangkan pada format 3D kita menggunakan acuan sumbu x, sumbu y dan sumbu z
proses pengsketsaan selalu diikuti oleh tahapan pemberian dimensi dimana prose pemberian dimensi tersebut  dapat kita lakukan dengan mengisi nilai  dimensi pada kotak dialog Feature Nabager Design Tree atau bisa juga dengan meng-klik smartdimensin pada sketch toolbar dan kemudian klik garis sketsa yang ingin diberikan nilai dimensi.

Sumber